Penerapan digitalisasi UMKM sudah meluas dan dikenal di kalangan pelaku usaha mikro, berbagai teknik penjualan dalam digitalisasi pun semakin beragam. Teknik penjualan yang tepat sangat diperlukan untuk mencapai kesuksesan dalam bisnis, menjalin hubungan baik dengan pelanggan serta meningkatkan reputasi bisnis. Secara umum jenis teknik penjualan yang kerap digunakan adalah soft selling dan hard selling, setiap teknik tersebut memiliki karakteristik tersendiri.

Soft selling cenderung yang memfokuskan pada cara yang lembut dan persuasif untuk mempengaruhi konsumen agar berminat terhadap produk yang ditawarkan. Teknik ini mendorong agar pelaku usaha mampu menjalin hubungan erat dengan konsumen dan menciptakan kesan positif akan produk yang dijual. Dalam digitalisasi usaha, teknik ini umumnya dibuat dalam artikel persuasif dalam website dan secara tidak langsung mengajak pembaca membeli produk.

Sedangkan hard selling adalah penjualan langsung antara penjual dan konsumen, umumnya menggunakan kata yang agak agresif agar konsumen segera membeli produk. Teknik ini juga tidak seperti soft selling yang mendorong hubungan erat dengan konsumen, hard selling tidak membutuhkan pendekatan yang erat. Tujuan terpentingnya adalah agar konsumen mengetahui produk apa yang sedang dijual dan membuat konsumen segera membeli produk tersebut. Ada beberapa perbedaan mencolok antara kedua teknik penjualan ini yang telah dirangkum sebagai berikut.

Jenis Teknik Penjualan UMKM

  1. Rentang waktu penjualan

Soft selling mengutamakan penjualan untuk jangka panjang karena cara penjualannya berupa pendekatan bertahap terhadap konsumen agar memiliki keterikatan dengan brand. Sedangkan hard selling mengutamakan penjualan jangka pendek sehingga setelah penjual berhasil menarik konsumen untuk membeli produk maka salesperson mencari konsumen lain. Umumnya konsumen yang membeli produk dari hasil soft selling akan menjadi pelanggan tetap brand tersebut.

2. Promosi yang diberikan

Cara promosi soft selling umumnya lebih halus, lembut, dan dilakukan secara perlahan agar pada akhirnya konsumen sadar akan keunggulan produk. Berbeda dengan hard selling yang menampilkan iklan secara nyata dan produk yang ditampilkan terlihat mencolok. Biasanya hard selling dapat berupa promosi pada banner dengan kalimat persuasif singkat yang menggugah keinginan pembaca untuk membeli produk.

3. Identik dengan industri tertentu

Beberapa jenis industri mengandalkan teknik penjualan tertentu untuk produk yang dijual. Contoh industri yang sering menggunakan hard selling adalah industri otomotif, asuransi, dan toko ritel. Sedangkan soft selling umumnya digunakan oleh industri seperti konstruksi, jasa arsitektur, manufaktur, konsultan, dan lain sebagainya. Iklan dari kedua teknik penjualan ini pun kerap dipasang pada media digital seperti website dari masing-masing brand usaha.

Tidak terkecuali bagi industri UMKM, segeralah miliki website bagi UMKM anda secara mudah, hubungi umkmrakyat.id. Dengan memiliki website anda akan menjangkau target konsumen yang lebih besar, tinggal menyesuaikan teknik penjualan dengan jenis usaha anda. Kunjungi website kami di umkmrakyat.id untuk informasi lebih lanjut. (Muhammad Fadilah Dzikri)